Minggu, 23 September 2012

PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING



   Fungsi Bimbingan Konseling
1.      Fungsi Pemahaman
Fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan maupun lingkungan “yang lebih luas”.
2.      Fungsi Pencegahan
Fungsi BK yang akan mengsilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3.       FungsiPengentasan
Fungsi BK yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

4.       Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi BK yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
                                                                                        
.     Sistem Pelayanan Bimbingan Konseling
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) memiliki karakteristik yang berbeda dengan guru penganpu mata pelajaran. Guru Bimbingan Konseling lebih mengedepankan dan menitik beratkan pada pendekatan interpersonal serta sarat dengan nilai. Sedangkan guru mata pelajaran lebih mengutamakan pendekatan instruksional dan terkait dengan bahan ajar dari mata pelajaran yang diampunya. Kendati demikian, keduanya tetap memiliki tujuan yang sama yaitu terwujudnya perkemangan pribadi peserta didik secara optimal. Terkait dengan penilaian portofolio dalam rangka sertifikasi, yang membedakan antara guru pengampu mata pelajaran dengan guru Pembimbing terletak pada komponen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Bukti fisik penilaian dalam merencanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling, berbentuk:
1.      Mengumpulkan 5 buah Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) yang berbeda, dengan aspek-aspek penilaian meliputi : (a) perumusan tujuan pelayanan; (b) pemilihan dan pengorganisasian materi pelayanan; (c) pemilihan instrumen/media; (d) strategi pelayanan; dan(e) rencana evaluasi dan tindak lanjut.
2.      Mengumpulkan Program Semesteran dan Program Tahunan, dengan aspek-aspek penilaian meliputi :
a)      program semesteran Bimbingan dan konseling, dan
b)      program tahunan Bimbingan dan konseling. Sedangkan bukti fisik penilaian dalam pelaksanaan pelayanan berbentuk Laporan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) , dengan aspek-aspek penilaian meliputi :
1)      Agenda kerja guru bimbingan dan konseling (konselor)
2)       Daftar konseling
3)      Data kebutuhan dan permasalahan konseling
4)       Laporan bulanan
5)       Laporan semesteran/tahunan
6)      Aktivitas pelayanan Bimbingan dan Konseling :
o   Pemahaman : (antara lain : sosiometri, kunjungan rumah, catatan anekdot, konferensi kasus).
o   Pelayanan langsung : (antara lain : konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, referal).
o   Pelayanan tidak langsung : (antara lain : papan bimbingan, kotak masalah, bibliokonseling, audio visual, audio, media cetak : liflet, buku saku)
7)      Laporan hasil evaluasi program, proses, produk bimbingan dan konseling serta tindak lanjutnya.
Implikasi dari adanya ketentuan penilaian di atas, maka guru bimbingan dan konseling (konselor) mutlak harus mampu merencanakan kegiatan pelayanan secara tertulis , yang didalamnya mengandung aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian serta dapat mendokumentasikan secara baik dan tertib.
Begitu juga dalam pelaksanaan layanan, guru bimbingan dan konseling dituntut untuk melakukan kegiatan pencatatan atas segala aktivitas yang dilakukannya dan melaporkannya kepada pihak yang kompeten, khususnya kepada kepala sekolah selaku atasan langsung.
                                           
    Teknik Pendekatan Bimbingan Konseling
Salah satu contohnya, ada seorang anak yang mengalami penurunan prestasi atau nilai, padahal sebelumnya siswa tersebut memiliki prestasi yang cukup baik dan aktif namun beberapa satu semester belakangan ini anak tersebut mengalami perubahan sikap yang berbeda seperti biasanya. Ini merupakan masalah kepribadian dan termasuk kedalam konseling individu. Berikut ini teknik bimbingan konselingnya :
Konseling Individu  (Individu Counseling)
a.      Masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
b.      Dilakukan dengan face to face relationship
c.       Metode wawancara antara konselor dan konselee
d.      Konselor harus bersikap penuh simpati dan empati
Simpati : menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan konselee. Empati : berusaha menempatkan diri dalam situasi diri konselee dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya.
Bentuk khusus teknik Bimbingannya diantaranya adalah :
a)      Directive Counseling : konselor paling berperan, konselor berusaha mengarahkan konselee sesuai dengan masalahnya.
b)      Non-directive Counseling : berpusat pada konselee, konselor hanya menampung pembicaraan yang berperan konselee, konselee bebas bicara, sedangkan konselor menampung dan mengarahkan.

      Langkah-Langkah Umum Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
1.      Tahap Perencanaan
a)      Merumuskan topik, materi atau masalah yang akan dibahas.
b)      Merumuskan jenis layanan atau kegiatan pendukung: sasaran layanan, metode, waktu, penyelenggara dan pihak-pihak yang dilibatkan
c)      Merumuskan pokok-pokok materi dan prosedur pelaksanaan, cara evaluasi
2.       Tahap Pelaksanaan
a)      Identifikasi kasus
b)      Identifikasi masalah
c)      Analisis masalah (diagnosis)
d)     Estimasi dan identifikasi alternatif pemecahan (prognosis)
e)      Tindakan pemecahan masalah (treatment, theraphy)
f)       Evaluasi hasil pemecahan maslah dan tindakan lanjutan (follow up)
3.      Tahap Evaluasi
a)      Menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik dari segi proses maupun hasil.
b)      Keberhasilan proses dapat dilihat dari antusiasme dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan.
c)      Keberhasilan dari hasil dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan prilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti kegiatan.
4.      Tahap Analisa : Menganalisis faktor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dilaksanakan.
5.      Tahap Tindak Lanjut : Hasil-hasil analisi ditindaklanjuti untuk mengatasi berbagai kelemahan dan mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan, yang dituangkan dalam rekomendasi yang selanjutnya menjadi landasan dalam membuat perencanaan kegiatan BK.

Selain mencatat data-data yang kami cantumkan diatas, kami juga menanyakan beberapa contoh kasus yang pernah terjadi di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon serta bagaimana cara mengatasinya sampai kasus tersebut benar-benar selesai. Salah satu contoh kasus tersebut adalah teerjadi penurunan prestasi pada salah satu siswanya. Berikut keterangan mengenai kasus penurunan prestasi atau nilai yang pernah terjadi di SMA Islam Al azhar 5 Cirebon berdasarkan informasi yang kami dapat:

1)      Gejala/tanda-tanda
Salah satu contoh masalah yang sering dihadapi atau dialami oleh para siswa remaja adalah nilai yang kurang atau dibawah standar. Masalah ini juga pernah dialami salah satu siswa di SMA Islam al azhar 5 cirebon. Berdasarkan nara sumber yang saya wawancarai yaitu guru BK di sekolah tersebut menerangkan bahwa anak yang mengalami masalah nilai yang kurang tersebut biasanya sebelumnya mengalami beberapa perubahan, dan perubahan-perubahan tersebut merupakan sebuah gejala atau tanda-tanda.
Gejala atau tanda-tanda yang umum terlihat pada siswa yang mengalami masalah nilai yang kurang atau penurunan nilai adalah:
1)      Sering telat datang kesekolah dan selalu ingin ulang lebih awal.
2)      Nilai raport banyak merahnya
3)      Nilai tugas, ulangan dan ujian rendah
4)      Dari waktu kewaktu nilai menurun
5)      Mendapat peringkat dibawah rata-rata untuk setiap mata pelajaran
6)      Mendapat peringkat diwah rata-rata untuk keseluruhan murid dalam satu kelas.
2)      Penyebab
Ada asap pasti karena ada api, ungkapan ini memiliki makna bahwa ada masalah pasti ada sebab, jadi tidak ada masalah yang terjadi tanpa ada sebab. Demikian juga dengan masalah yang dialami oleh para siswa SMA Al Azhar 5 Cirebon. Untuk menangani atau menyelesaikan sebuah masalah, konselor harus mengetahui penyebab-penyebab masalah bisa terjadi.
Dalam menangani masalah penurunan nilai atau prestasi yang terjadi pada salah satu peserta didiknya, konselor dengan sigap mencari penyebab-penyebab kasus ini dengan beberapa cara, diantaranya:
J  Mencari informasi dari beberapa teman dekat siswa yang sedang mengalami masalah tersebut.
J  Bertanya langsung kepada siswa tersebut, jika konselor belum juga mendapatkan jawaban akan penyebabnya maka lakukan cara yang terakhir
J  Mengunjungi rumah siswa dan menceritakan atau memberitahukan perkembangan putra/putrinya kepada orang tua siswa dan bertannya bagaimana perilaku atau sikap siswa tersebut ketika berada dirumah, dan menenyakan beberapa hal tentang siswa tersebut sampai mengetahui penyebab kaasus ini.
Setelah konselor melakukan cara-cara diatas, maka penyebabkasus ini dapat diketahui, adapun penyebab masalah ini terjadi diantaranya:
1)      Kekurangan kesematan waktu untuk belajar karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga sebagian waktu luangnya ia gunakan untuk bekerja membantu orang tuanya.
2)      Suasana sosio-emosional dirumah kurang memungkinkan untuk belajar dengan baik, karena selain berasal dari keluarga kurang mampu ia juga termasuk keluarga besar ia merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, sehingga rumahnya selalu ramai dan kurang kondusif untuk belajar.
3)      Kekurangan sarana belajar karena keterbatasan ekonomi sehingga ada beberaa buku pelajarang yang tidak mamu ia beli.
4)      Penanganan
Setelah mengetahui beberapa penyebab siswa tersebut mengalami penurunan prestasi, maka guru BK atau konselor daat menentukan beberapa langkah untuk menangani permsalahan tersebut, berdasarkan hasil wawancara terhada beberapa pihak yang terkait yaitu teman-teman dekatnya sampai kedua orang tuanya, konselor mengambil kesimulan bahwa penyebab masalah ini adalah siswa mengalami masalah kesulitan ekonomi sehingga banyak hal yang tidak bisa ia lakukan seperti teman-teman lainya, seperti memiliki banyak kesempatan untuk belajar, dapat membeli buku-buku pelajaran sebagai fasilitas pendukur belajarnya.
Dengan melihat keadaan siswa yang seerti itu maka konselor mengambil beberaa langkah untuk menangani masalah tersebut untuk menungkatkan kembali prestasi belajarnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:


1)      Mengajukan beasiswa untuk biaya sekolahnya.
2)      Memberikan bimbingan konseling dan beri nasehat-nasehat penyemangat untuk meningkatkan semangat belajarnya.
3)      Setelah masalah tersebut sudah membaik maka jangan berhenti untuk memberikan bimbingan konseling sedcara individu dan sering-sering memperhatikan perkembanganya.

Tanah Degradasi

Tanah Degradasi

Dengan Kebijaksanaan Dlamini - Swaziland National Trust Komisi
Sebagian besar dari Swaziland, mencolok tanah jangkauan, dipengaruhi oleh erosi parah dan degradasi lahan. Sekitar 50% dari total lahan di Swaziland digunakan untuk penggembalaan komunal. Ini jelas adalah alasan untuk erosi tanah luas di seluruh negeri. Penggembalaan dan manajemen kisaran miskin adalah penyebab jelas untuk degradasi lahan yang serius. The sembarangan menebang pohon adalah penyebab lain untuk masalah di Swaziland.
Hal ini dapat dilihat di seluruh negara di mana pohon-pohon ditebang karena berbagai alasan seperti kayu bakar, bangunan dan 'pagar' off ternak dari ladang tanaman di daerah pedesaan. Salah satu analisis erosi tanah global memperkirakan bahwa, tergantung pada wilayah, tanah lapisan saat ini sedang kehilangan 16 sampai 300 kali lebih cepat daripada yang dapat diganti. Tanah proses pembuatan terkenal lambat, membutuhkan 200-1000 tahun untuk membentuk 2,5 cm dari tanah lapisan bawah kondisi pertanian yang normal.
Menurut World Resources Institute dan United Nations Environment Programme (1998), secara berlebihan adalah penyebab yang disebabkan oleh manusia utama degradasi tanah, lebih khususnya di Afrika (679 juta hektar). Hal ini diikuti dengan penghapusan vegetasi (579 juta hektar), kegiatan pertanian (522 juta hektar) dan, eksploitasi berlebihan (133 juta hektar). Satu studi pada tahun 1994 memperkirakan bahwa degradasi tanah antara tahun 1945 dan 1990 menurunkan produksi pangan dunia oleh beberapa 17%. Kerugian diperkirakan memburuk sebagai degradasi tanah terus. Meskipun panen global total mungkin tidak mencerminkan kerugian tersebut dengan segera, mereka mungkin terlihat di beberapa daerah di mana degradasi parah dan berkembang dengan cepat. Erosi tanah, salinisasi dan penipisan gizi merupakan masalah serius di daerah yang luas di Afrika.

Penyebab Erosi

Proses meningkatkan pangan dunia tidak selalu baik terhadap lingkungan. Banyak dampak lingkungan yang merugikan yang dihasilkan dari pertanian yang terhubung baik dengan hilangnya habitat alami yang terjadi ketika tanah diubah menjadi tujuan pertanian atau untuk menggunakan (atau penyalahgunaan) dari pestisida dan pupuk. Namun degradasi tanah juga menjadi faktor, dan satu dengan implikasi untuk produksi makanan juga. Degradasi datang dalam beberapa bentuk, yang paling dikenal di antaranya adalah erosi tanah. Erosi Kebanyakan disebabkan oleh air membasuh humus.
Selama dekade terakhir atau lebih tujuan yang luas dinyatakan dalam pengelolaan lahan sumber daya telah penerapan strategi untuk memastikan penggunaan lahan berkelanjutan. Tujuan tersebut telah menjadi pusat konservasi tanah sejak kemunculannya sebagai ilmu terapan pada 1930-an. Tujuan dari setiap kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan berkelanjutan tanah adalah untuk menjaga kualitas tanah, properti, proses dan keragaman. Perumusan kebijakan pembangunan berkelanjutan dengan demikian pada agenda lembaga nasional dan internasional. Pada saat yang sama erosi tanah terus menurunkan tanah dasar sumber daya global. Berbagai faktor ekonomi, sosial, lingkungan, demografi dan politik berinteraksi untuk menyebabkan situasi yang mengerikan yang ada di banyak negara, termasuk Swaziland. Keprihatinan saat ini terkait dengan erosi tanah adalah dampak jangka panjang pada kualitas tanah, produktivitas pertanian, pergerakan polutan, keragaman ekologi di sungai dan lahan basah, sungai perubahan channel dan efek dari banjir.
Erosi oleh air ada secepat air hujan mulai bergerak partikel tanah. Erosi tanah dimulai hujan saat mengalahkan tanah dan itu pada saat itu juga, bahwa perjuangan melawan erosi harus dimulai. Bagaimana mungkin daerah sekali ditutupi dengan vegetasi subur yang kering dan tandus hari. Jawabannya bisa ditemukan dengan mengamati apa yang terjadi di seluruh negeri hari ini: manusia menghancurkan hutan dan rumput. Ada tiga penyebab utama erosi tanah di Swaziland dan ini adalah:
  • Kliring hutan
  • Bush dan rumput pembakaran
  • Penggembalaan ternak yang berlebihan (yang menonjol)
Pembukaan lahan yang telah dikelola dalam cara yang buruk, lengah terhadap risiko erosi, karena itu penyebab utama erosi permanen. Pembakaran Bush merupakan penyebab lebih dari penggurunan, apakah itu liar, pembakaran tidak terkendali atau pengumpulan kayu bakar. Pembakaran tidak terkendali benar-benar produktif dan selalu vey destruktif karena luka bakar:
  1. bibit tanaman tahunan
  2. dasar pohon dan kulit mereka
  3. vegetal peduli di mana serangga dan mikroorganisme yang menghasilkan humus hidup
Setiap hari, lebih banyak pohon yang ditebang dan dibakar dibandingkan dengan hutan dapat menghasilkan selama periode yang sama! Erosi tanah adalah proses alami. Ini menjadi masalah ketika aktivitas manusia menyebabkan hal itu terjadi jauh lebih cepat daripada dalam kondisi alamiah.

Pentingnya Tanaman

Tanaman memberikan penutup pelindung di tanah dan mencegah erosi tanah karena alasan berikut:
  • tanaman memperlambat air mengalir di atas tanah (runoff) dan ini memungkinkan banyak hujan untuk meresap ke dalam tanah;
  • akar tanaman tahan tanah dalam posisi dan mencegah dari yang hanyut;
  • tanaman mematahkan dampak dari setetes air hujan sebelum menyentuh tanah, sehingga mengurangi kemampuannya untuk mengikis;
  • tanaman di lahan basah dan di tepi sungai ini sangat penting karena mereka memperlambat aliran air dan akarnya mengikat tanah, sehingga mencegah erosi.
Hilangnya vegetasi pelindung melalui deforestasi, lebih-penggembalaan, membajak, dan api membuat tanah menjadi rentan terhadap tersapu oleh angin dan air. Selain itu, lebih-budidaya dan pemadatan tanah menyebabkan kehilangan struktur dan kohesi dan itu menjadi lebih mudah terkikis.
Erosi akan menghapus top soil-pertama. Setelah lapisan kaya nutrisi tanah hilang, beberapa tanaman akan tumbuh dalam tanah lagi. Tanpa tanah dan tanaman tanah menjadi gurun-seperti dan tidak dapat mendukung kehidupan - proses ini disebut penggurunan. Hal ini sangat sulit dan sering tidak mungkin untuk mengembalikan lahan menjadi gurun.

Mencegah Erosi Tanah

Tujuan konservasi tanah adalah untuk memperoleh tingkat berkelanjutan maksimum produksi dari daerah tertentu tanah sementara menjaga berat tanah di bawah ambang batas yang memungkinkan tingkat alami formasi untuk mengimbangi laju erosi tanah. Selain itu, mungkin ada kebutuhan untuk mengurangi erosi tanah untuk mengontrol hilangnya nutrisi dari lahan pertanian polusi prevet badan air, untuk mengurangi tingkat sedimentasi di bendungan, sungai, kanal, dan saluran air, dan untuk membatasi kerusakan tanaman dengan penguburan di bawah air-sedimen diangkut. Dalam jangka panjang, erosi harus dikontrol untuk mencegah memburuknya kualitas tanah sampai harus ditinggalkan dan tidak dapat direklamasi, sehingga membatasi penggunaan masa depan. Adalah berbagai langkah yang dapat digunakan untuk konservasi tanah dan ini adalah:
  1. Agronomi langkah-langkah yang memanfaatkan peran vegetasi untuk melindungi tanah terhadap erosi;
  2. Tanah Manajemen yang berkaitan dengan cara mempersiapkan tanah untuk mempromosikan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan struktur sehingga lebih tahan terhadap erosi;
  3. Mekanik atau fisik metode, sering melibatkan struktur rekayasa seperti teras, gabions dll
Mencegah erosi tanah memerlukan perubahan politik, ekonomi dan teknis. Perubahan politik dan ekonomi perlu untuk mengatasi distribusi tanah di Afrika Selatan serta kemungkinan insentif untuk mendorong petani untuk mengelola lahan mereka secara berkelanjutan.
Aspek perubahan teknis meliputi:
  • penggunaan membajak kontur dan istirahat angin;
  • meninggalkan unploughed strip rumput antara dibajak tanah;
  • memastikan bahwa selalu ada tanaman yang tumbuh di tanah, dan bahwa tanah yang kaya humus (tanaman membusuk dan sisa-sisa hewan). Ini bahan organik adalah "lem" yang mengikat partikel tanah bersama-sama dan memainkan peranan penting dalam mencegah erosi;
  • menghindari penggembalaan dan over-penggunaan lahan tanaman;
  • memungkinkan tanaman asli untuk tumbuh di sepanjang tepi sungai, bukan membajak dan menanam tanaman sampai ke tepi air;
  • mendorong keanekaragaman hayati dengan menanam berbagai jenis tanaman bersama-sama;
  • konservasi lahan basah.

Kesimpulan

Erosi tanah adalah subjek interdisipliner. Hal ini membutuhkan penilaian risiko erosi, pemahaman tentang proses geomorfologi di tempat kerja dan faktor-faktor mengendalikan mereka, pemahaman tentang sistem pertanian dan struktur organisasi masyarakat di mana mereka berlatih, kemampuan untuk merancang sistem pertanian yang secara ekonomi dapat diterima, memenuhi aspirasi petani dan hasil produksi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, dan kemampuan untuk mengimplementasikan proposal dan nasihat tentang kerangka legislatif untuk mendukung mereka. Karena Swaziland adalah penandatangan Konvensi untuk Memerangi Penggurunan (CCD) dan konvensi lingkungan internasional, harus ada komitmen yang serius dari tingkat pemerintah. Oleh karena itu konservasi tanah memerlukan partisipasi dan kerjasama dari setiap orang karena kita semua tergantung pada tanah untuk makanan dan kebutuhan lainnya.
UMHLABA UYIMPHILO YETFU, WONGE!
Referensi:
World Resources Institute, World Resources 1998-1999 - Sebuah Panduan untuk Lingkungan Global (1998), UNDP, UNEP, WRI dan Bank Dunia, Oxford University Press.
Pemerintah Swaziland (Swaziland Otoritas Lingkungan). Swaziland Lingkungan Rencana Aksi (1997) Vol.1http://www.sntc.org.sz/eearticles/soildeg.html

Rabu, 19 September 2012

TANAMAN GYMNOSPERMAE


GYMNOSPERMAE
A.   PENGERTIAN
Gymnospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak (terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun  strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae berasal dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji. Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji. Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji yang sekarang.
B.     CIRI-CIRI UMUM
Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
2.       Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
3.      Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
4.       Bentuk perakaran tunggang.
5.       Daun sempit, tebal dan kaku.
6.      Tulang daun tidak beraneka ragam.
7.      Tidak memiliki bunga sejati.
8.       Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
9.      Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun runjung.   Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
10.  Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
11.  Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain.
12.   Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
13.   Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

C.     KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI
Gymnospermae memiliki tujuh divisi, namun tiga diantaranya sudah punah, dan empat divisi lainnya masih bertahan sampai sekarang. Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:
1)      Ginkgophyta (Hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba)
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, daun berbentuk kipas mudah gugur. dan berumah dua. Berdasarkan bukti fosil ginkgo diperkirakan telah hidup sejak jaman jura (181 juta tahun yang lalu). Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini tercatat sebagai spesies pohon tertua di dunia. Selama 80 tahun spesies ini belum pernah berubah.
Klasifikasi Ginkgo biloba
Kingdom : Plantae
Divisio : Ginkgophyta
Class : Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Family : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba
Ciri khas tanaman ini adalah
1.      Mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun paku kelompok suplir.
2.      Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan menggugurkan daunnya pada musim rontok.
3.      Tumbuhan berumah dua (diesis)
4.      Gamet jantan motil, penyerbukan di air.
5.      Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan yang dalam, mengalami perkembangan.
6.      Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
7.      Lembaga mempunyai 2 cotyledon.

       
2)       Cycadophyta (Cycadophyta di bagi menjadi dua famili, yaitu Cycadaceae dan Zamiaceae).
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan susunan daun yang mirip dengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar serabut, dan ujung daun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda, termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji.
Ordo ini beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak pohon. Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji).
                       
Adapun ciri – ciri umum dari ordo Cycadales adalah :
1.      Berupa pohon, seperti kelapa sawit dengan pertulangan daun sejajar. Batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon.
2.      Berumah dua, artinya ada tanaman jantan yang menghasilkan strobilus jantan dan tanaman betina yang menghasilkan strobilus betina pada tanaman yang berbeda. Anggota ini menghasilkan strobilus yang besar. Meskipun demikian, rata – rata reproduksinya rendah. Dari 15 – 20 strobilus yang dihasilkan tumbuhan Cycas jantan, hanya satu atau dua saja yang siap melepaskan serbuk sarinya. Strobilus jantan ini menghasilkan aroma yang membuat serangga tertarik untuk datang. Setelah datang, serangga tersebut akan memakan strobilus dan berkembang biak. Pada saat yang sama, strobilus betina menghasilkan bau yang dapat mengusir serangga yang datang kepadanya. Setelah beberapa waktu, strobilus betina menghasilkan aroma yang justru menarik serangga yang berasal dari strobilus jantan. Sambil membawa mikrospora dari strobilus jantan, serangga tersebut menuju strobilus betina dan terjadilah polinasi.
3.      Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung.
4.      Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak.
5.      Strobilus terminalis, uniseksualis, dioecious.
6.      Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah.
7.      Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan.
8.      Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil.
9.      http://meynyeng.files.wordpress.com/2010/05/strobilus-jantan.jpg?w=124&h=150strobilus betinaMegasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.

                                        



Strobilus betina                       strobilus jantan

Contoh spesies dari divisi ini adalah cycas rumphii dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisio : Cycadophyta    
Kelas : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas     
Spesies : Cycas rumphii Miq
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan darirunjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun. Walaupun ia disebut “pakis”, dan daun mudanya juga mlungkerpakis sejati, pakis haji sama sekali bukan anggota tumbuhan berspora tersebut.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae , yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak ( simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati.

3)      Coniferophyta atau dapat disubut Pinophyta (Merupakan tumbuhan runjung).
Coniferales artinya tumbuhan pembawa kerucut, karena alat reproduksi jantan atau betina berupa strobilus. Ada dua strobilus, yaitu strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus jantan strobilus serbuk sari.
Seperti halnya tumbuhan gymnospermae yang lain. Meskipun Coniferales banyak ditemukan pada zaman sekarang, sebenarnya merupakan tumbuhan purba yang pernah hidup dominant pada zaman karbon atas ( 345 juta tahun lalu). Anggota Coniferales merupakan tumbuhan `evergreen` (selalu hijau ).
Adapun ciri umum divisi ini adalah
1.      Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta ada yang berumah satu dan berumah dua.
2.      Pohon pinus dan cemara banyak hidup di Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen, artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa.
divisi Coniferophyta memiliki 4 famili, yaitu:
a)      Familia Araucariaceae
Genus : Araucaria, Agathis
Ciri-ciri familia Araucariaceae:
1)      Evergreen trees, mengandung resin.
2)      Daun tersusun spiral atau 2 tingkat, kaku, serupa paku, linear atau ovatus, sering meruncing.
3)      Strobilus uniseksualis, terminalis atau aksilar.Strobilus jantan dgn banyak mikrosporofil masing-masing dengan 4-19 mikrosporangia. Strobilus betina mirip gada atau bulat, dengan ovulum soliter dengan bagian memipih serupa sayap.
4)      Kecambah dengan 2-4 cotyledon.

Contoh : Araucaria sp. dan Agathis alba
Araucaria sp.:
Agathis alba:
b)      Familia Podocarpaceae
Ciri-ciri familia Podocarpaceae :
1)      Terdapat di belahan bumi selatan.
2)       Perdu atau pohon; daun tersusun spiral atau berseling, bentuk menyerupai sisik, serupa jarum sampai lancealatus.
3)      Strobilus uniseksualis, dioecious, aksilaris. Strobilus jantan berbentuk conus dengan banyak mikrosporofil, dua mikrospangia pada tiap mikrosporofil. Strobilus betina hanya memiliki satu sampai beberapa ovuli yang soliter, sering dengan pembungkus sukulen epimatium (homolog dengan sisik pembawa ovuli) atau tertanam dalam arilus bentuk cawan (Phyllocladus).
4)      Mikropil pada Podocarpus menghadap ke bawah.
Contoh : Podocarpus imbricatus, Podocarpus polystachyus
Podocarpus sp betina dan jantan

c)      Familia Pinaceae
Genus : Pinus
Ciri-ciri familia Pinaceae :
1)      Pohon berkayu, strobilus bentuk conus.
2)      Daun bentuk jarum & berkelompok atau serupa sisik, daun dan sisik tersusun spiral, sisik dan braktea lepas.
3)      Tiap sisik dengan dua (2) biji bersayap.
4)      Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon; strobilus jantan lebih kecil dari pada strobilus betina (berkayu), terletak aksilaris.
5)      Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan angin.
6)      Serbuk sari dengan dua gelembung udara.
7)      Cotyledon banyak.

Contoh : Pinus merkusii
Strobilus betina pada Pinus merkusii
Klasifikasi Pinus
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Bangsa : Pinales
Suku : Pinaceae
Marga : Pinus
Jenis : Pinus merkusii
1.      Familia Cupressaceae
Genus : Cupressus
Ciri-ciri familia Cupressaceae :
1)      Daun bentuk sisik dan tersusun berhadapan atau berseling, sisik dan braktea bersatu.
2)      Tiap braktea dengan sejumlah biji kecil tanpa sayap.
3)      Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina berbentuk bulat, terletak aksilaris.
4)      Penyerbukan & penyebaran biji dengan bantuan hewan.
5)       Cotyledon banyak.

Contoh : Cupressus sp., Juniperus communis, Thuja gigantean
Cupressus sp.
Contoh tumbuhan Coniferales :
Agathis alba (damar), Pinus merkusii (pinus), Cupressus sp., Araucaria sp., Sequoia sp., Juniperus sp. dan Taxus sp.
Manfaat:
Tumbuhan dari ordo ini banyak dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin dan obat – obatan. Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman hias.